Jumat, 17 November 2017

Makalah Motivasi dan Kepemimpinan


Motivasi Dan Kepemimpinan
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sumber Daya Manusia 
Dosen Pengampu : Dr. H. Abdul Choliq, MT., M. Ag.


Disusun Oleh :

Fitria Cahyaningrum   ( 1601036015 )


MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2017


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebuah organisasi atau perusahaan yang didalamnya terdapat beberapa sumber daya manusia maupun sumber daya non manusia. Perusahaan akan mengadakan sebuah ide gagasan yang ada agar mencapai puncak kejayaannya yang baik sesuai dengan keorganisasian terebut. Dalam sebuah organisasi adanya motivasi sangatlah penting karena motivasi adalah proses pemberian motif (penggerak) kepada karyawan atau anggota untuk dapat bekerja sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi secara efisien dapat tercapai.
Manajemen diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Manajemen memiliki pengaruh bagi seseorang atau sekelomok orang untuk bertindak. Sama halnya degan manajemen, kepemimpinan pun memiliki pengaruh bagi seseorang atau sekelompok orang untuk bertidak. Manajemen merupakan suatu proses menyelesaikan aktivitas secara efisien dengan atau melalui orang laindan berkaitan dengan rutinitas tugas suatu organisasi, sedangkan kepemimpinan muncul jika ada upaya mempengaruhi seorang individu atau kelompok dan berhubungan dengan dengan perubahan.
Kepemimpinan akan berjalan jika ada keputusan yang akan dijalankan, demikian manajemen bahwa manajemen akan dapat mencapai tujuan dijalankan oleh seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan.
Agar rencana yang telah disusun harus berjalan dan nantinya akan tepat sasaran. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai pentinganya sebuah motivasi dalam organisasi dan kepemimpinana dalam mnajemen.
B.     Rumusan Masalah
1. Apa pengertian motivasi
2.  Apa Teori-teori motivasi?
3. Apa saja dalil al-quran dan hadist tentang motivasi?
4. Apa pengertian kepemimpinan?
5. Apa tekik-teknik kepemimpinan?
6. Apa teori-teori kepemimpinan?
7. Apa saja dalil al-quran dan hadist tentang kepemimpinan?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Motivasi
Motivasi adalah proses pemberian motif (penggerak) epada karyawan atau anggota untuk dapat bekerja sedemiian rupa sehingga tujun organisasi secara efisien dapat tercapai. Jadi didalam memberikan motivasi, menejer harus mempengaruhi sikap bawahan agar merea bersedia untuk menjalankan tugas-tugas yang selaras dengan tujuan organisasi. Faktor-fator penting yang mempengarui motivasi adalah:
1.      Kebutuhan pribadi
2.      Tujuan dan persepsi individu atau kelompok
3.      Cara untuk mewujidkan kebutuhan, tujuan dan persepsi.
Apabila para pekerja menyukai peerjaan merek, mengagap bahwa tugas mereka penuh dengan tantangan da mereka menyukai lingkungan kerja secara umum maka biasanya mereka akan berusaha secara maksimal untuk melaksanakan pekeraan mereka dengan semangat da berdedikasi.
Dalam hal ini terdapat 2 motivasi yaitu :
a.       Motivasi Positif
Merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara memberika penambahan tingkat kepuasan tertentu, misalnya dengan memberia promosi, tambahan penghasilan, menciptaan kondisi kerja yang nyaman dan lain sebagainya.
b.      Motivasi Negatif
Adalah proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara menakut-nakuti atau mendorong seseorang untuk melaukan sesuatu secara terpaksa. Misalnya memberi gambaran akan diturunkan pangkatya, dipotong gajinya ataupun dipecat dari jabatannya.[1] 
B.     Teori-teori Motivasi
1.      Teori Motivasi Kebutuhan (Abraham H. Maslow)
Menyatakan bahwa manusia dimotivasi untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia yang cenderung bersifat bawaan. Adapun kebutuhan itu adalah:
a.       Kebutuhan fisik (physiological needs)
b.      Kebutuhan akan keamanan/keselamatan (safety/security needs)
c.       Kebutuhan untuk berkelompok (sosial needs)
d.      Kebutuhan akan harg diri/penghormatan (egoistic needs)
e.       Kebutuhan akan pengakuan diri dan pengembangan diri (self realization needs)
2.      Teori Motivasi Herzberg
Herzberg menyatakan bahwa ada faktor-faktor tertentu di tempat kerja yang menyebabkan kepuasan kerja, sementara pada bagian lain adapula ketidak puasan. Dengan kata lain kepuasa dan ketidak puasan berhubungan satu sama lain.
Faktor-faktor tertentu ditempat kerja tersebut didevinisikan sebagai hygiene factors (faktor kesehatan) dan motivation factors (faktor pemuas). Dua faktor ini oleh Herzberg dialamatkan kepada faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik, dimana faktor intrinsik adalah faktor yang mendorong karyawan termotivasi yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing orang. Dan faktor ekstrinsik yaitu daya dorong yang datang dari luar diri seseorang, terutama dari organisasi tempat bekerja.
3.      Teori Motivasi McClelland
Menyatakan kebutuhan manusia ada 3 yaitu:
a.       Kebutuhan berprestasi (needs for acbievement) yaitu keiginan untuk melakukan sesuatu lebih baik dibandingkan sebelumnya.
b.      Kebutuhan untuk berkuasa (needs for power) yaitu kebutuhan untuk lebih kuat, lebih berpengaruh terhadap orang lain.
c.       Kebutuha afiliasi (needs for affiliation) yaitu kebutuhan untuk disukai, memelihara atau mengembangkan persahabatan dengan orang lain.
C.    Dalil Al-Quran dan Hadist tentang Motivasi

1      1. QS. Al-Baqarah: 216
             Yang Artinya: "Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.

      2. QS. Al-Baqarah: 286
              Yang Artinya: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dai kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, jangnlah engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana engkau bebankan orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, dan ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkau Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."

      3. QS. Ar-Ra'd: 11
             Yang Artinya: "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."

D.    Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi orang-orng agar bekerja untu mencapai tujuan dan sasarannya. Kepemimpinan menurut para ahli yaitu:
1.      Menurut Bass dan Bass (2011), epemimpinan adalah interaksi dua orang atau lebih dalam suatu kelompok tersetruktur atau struktur orang terhadap situasi persepsi dan harapan anggota.
2.      Yuki (2010), kepemimpinan adlah proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan menyetujui kebutuhan yang harus dipenuhi dan cara melakukannya, serta proses memfasilitasi individu dan kelompok berusaha mencapai tujuan yang sama.
3. Northouse (2009), kepemimpinan adalah suatu sifat, sebuah kemampuan, sebuah ketrampilan, suatu perilaku dan suatu hubungan.
4.  Stogdill (1974), kepemimpinan adalah fous dari proses kelompok, peenerimaan kepribadian seseorang, seni memengarui perilaku, alat utuk memengaruhi perilaku, suatu tindakan perilaku, bentuk  dan ajakan, bentuk dari relasi yang kuat, alat untuk mencapai tujuan, akibat dari interaksi, peranan yang diferensial dan pembuat struktur.
Kepemimpinan adalah proses pengarahan yang dapat memotivasi orang lain untuk bekerja kearah pencapaian tujuan tertentu. Adi dalam kepemimpinan ini melibatkan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain. Disini motivasi harus dapat diterima oleh orang lain dan menjadi pendorong untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan

E.     Teknik-Teknik Kepemimpinan
1.      Fungsi-fungsi kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan adalah untuk menjalankan berbagai pekerjaan yang telah direncanaan dalam suatu organisasi. Dengan demikian kepemimpinan yang efektif adalah ketika pemimpin mampu mempengaruhi orang-orang untuk dapat melakukan tugas-tugas yang telah dipercayakan oleh mereka.
Adapun fungsi-fungsi yang terkait dengan hubungan sosial atau pemeliharaan kelompo memfouska fungsi kepemimpinan dalam upaya untuk senantiasa memelihara esatuan dintara sesama pekerja, dengan demikian pemimpin yang efektif adalah ketika emimpin tersebut mampu berkomunikasi dengan baik dengan tim kerja, mengaja mereka untuk senantias memelihara dan saling pengertian sehingga tim kerja yang ada senantiasa terpelihara dengan baik.
2.      Ciri Kepemimpinan
Istilah kepemimpinan yang diukiskan oleh chung dan Megginsion sebagai “kesanggupan mempengaruhi perilaku orang lain dalam suatu arah tertentu”. Pada dasarnya usaha untuk mempengaruhi perilaku adalah unsur pook kepemimpinan.[2]
Ciri pemimpin menurut islam:
a.       Setia
b.      Terikat pada tujuan
c.       Menjunjung tinggi syariat dan akhlak islam
d.      Memegang teguh amanah
e.       Tidak sombong
f.       Disiplin, konsisten dan konsekuen[3]
Syarat yang sering tampak dalam diri pemimpin:
1.      Kesanggupan utuk memecahkan persoalan seara kreatif
2.      Kesanggupan berkomunikasi dengan mendengarkan
3.      Hasrat yang kuat untuk mecapai sesuatu
4.      Banyak berkepentingan dan sosiabilitas
5.      Sikap-siap positif dan tulus terhadap para bawahan
6.      Kepercayaan diri
7.      Kegairahan
8.      Kedislipinan
9.      Tata rama
10.  Kemantapan emosional[4]
Syarat seorang pemimpin yani merasa puas dengan selesainya pekerjaan dengan memenuhi kebutuhan kelompoknya. Pemimpin itu mempunyai kemampuan untuk memutuskan, tindakan apa yang paling baik untuk mencapai tujuan kelompo itu.
Jenis kepemimpinan yang digunakan harus berbeda-beda sesuai situasi kerja yaitu, kepemimpinan yang sama belum tentu sama efektifnya dalam segala keadaan. Karena pemimpin yang khas itu terlihat dalam situasi yang berbeda-beda maka haruslah seorang pemimpin memimpin sesuatu yang dianggp sulit oleh banyak pemimpin.
3.      Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan akan ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu dari segi latar belakang, pengetahuan, nilai dan pengalaman dari pemimpin tersebut. Selain keempat faktor tersebut karakteristik dari bawahan atau orang-orang yang dipimpin juga perlu untuk dipertimbangkan sebelum memutusan gaya kepemimpinan apa yang seharusnya digunakan. Pada dasarnya gaya kepemimpinan bersifat situasional. Contoh, missal ketika kegiatan perusahaan berjalan normal, maka pemimpin perlu mengembangkan gaya kepemimpinan yang bersifat demokratis yang menyeimbangkan antara orientasi kepada orang-orang dan orientasi kepada peerjaan. Manajer perlu meluangkan waktu untuk mendengarkan masukan dari bawahan dan memahami keinginan-keinginan mereka.
a.       Model kepemimpinan situasional
Paul Hersey dan Knneth H Blanchard beranggapan bahwa model ini membahas bahwa para manajer perlu menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka sebagai respon terhadap berbagai karakter dari orang-orang bawahannya seperti harapan bekerja, pengalaman, keahlian dan kesanggupan dalam menerima tanggung jawab. Model ini dibagi empat kuadran menurut situasi yang dihadapi yang dikaitkan dengan tinggi rendahnya kecenderungan kepada pekerjaan (task behavior) dan tinggi rendahnya kecenderungan kepada orang-orang (relatiship behavior).
Kuadran pertama (high task and low relationship) dimana situasi yang dihadapi adalah adanya tuntutan pekerjaan yang tinggi dan rendah terhadap orang-orang yang relasi, maka pemimpin berorientasi pada pekerjaan yang tinggi lebih dibutuhkan.
Kuadran kedua (high task and high relationship) dimana kondisi yang dihadapi memerlukan perhatian yang tiggi terhadap pekerjaan sekaligus orang-orang, gaya kepemimpinan demokratis dan berorientasi kepada kemajuan dan perubahan sangat diperlukan.
Kuadran tiga (high relationship and low task) pekerjaan memiliki karakteristik tim kerja yang baik dan mereka termotivasi dengan baik untuk berada dalam organisasi akan tetapi belum banyak diarahkan pada pekerjaan yang memberikan tantangan kepada mereka sehingga pada orientasi pada pekerjaannya masih rendah.
Kuadran empat (low relationship and low task) dimana orientasi terhadap pekerjaan dan orang-orang yang rendah, manajer perlu bekerjakeras untuk memotivasi para pekerja sekaligus memberikan panduan mengenai apa yang seharusnya mereka lakukan.
b.      Model LPC
Model ini diperankan oleh Fred Fiedler, singkatan dari least Prefeerd Coworker, menjelaskan bahwa gaya kepemiminan sebaiknya digunakan beragam dan tergantung pada kecenderungan dan situasi yang terjadi. Pemimpin tau manajer perlu mengidentifikasi gaya kepemimpinan manakah yang paling cocok untuk di implementasikan yang disesuaikan dengan kondisi minimum pekerja yang dihadapinya.
Fiedler menyimpulkan bahwa ada tiga faktor kontingensi yang perlu dipertimbangkan dalam model LPC yang dikemukakannya yaitu relasi pemimpin bawahan (reader member relation), struktur pekerjaan (task structure) serta peran kekuasaan (power position).
c.       Model jalan tujuan (path goal theory)
Model ini diperkenalkan oleh Martin G. Evans dan Robert J. House. Berpendapat bahwa sekalipun gaya kepemimpinan perlu disesuakan dengan situasi yang dihadapi apakah kecenderungan pekerjaan untuk beroeientasi pada pekerjaan atau relasi sosial, akan tetapi faktor terenting yang perlu diperhatikan justru bahwa pemimpin harus mampu menyediakn dan menjelaskan penghargaan apa yang diterima. Ada empat tipe model pemimpin berdasarkan model ini yaitu:
1.     Pemimpin derektif, yaitu pemimpin cenderung untuk menentukan langsung apa yang harus dilakukan bawahan dan apa yang harus diharapkan pemimpin.
2.   Pemimpin suportif, yaitu pemimpin cenderung bersahabat dan mudah diajak berdilog oleh siapapun, memberikan perhatian penuh pada kesejahteraan bawahan dan memeperlakukan anggota secara setara.
3.   Pemimpin partisipasif, yaitu pemimpin cenderung memberikan konsultasi kepada bawahan, mengakomodasi berbagai masukan serta melibatkan bawahn daam pengambilan keputusan.
4.  Pemimin prestasif, yaitu pemimpin memiliki fisi perubahan dan standar yang inggi akan produktivitas, memberikan dorongan kepad bawahan untuk berprestasi dan memotivasi kemampuan bawahan dalam melakukan berbagai pekerjan.
d.      Model Vroom-Yetton-Jago (VYT)
Modelin diperkenalkan pada tahun 1973 dan disempurnakan pada tahun 1988 oleh Vroom dan Arthur G. Jago. Model ini memfokuskan tingkat partisipasi bawahan dalam pengambilan keputusan.[5]
F.     Teori-Teori Kepemimpinan
1.      Teori sifat
Teori ini sering disebut teori “The Great Man” yang menyatakan bahwa, seorang yang dilahirkan menjadi emimpin ia akan menjadi pemimpin apakah ia mempunyai sifat seorang pemimpin. Apabila ia tidak membawa sifat tersebut, maka ia akan berusaha memperolehnya dengan cara mempelajari sejarah pemimpin- pemimpin besar untuk menemukan ciri yang dimiliki mereka, misalnya Napoleon, Mahatma Gandhi dan lain-lain.
2.      Teori kelompok
Anggapan teori ini bahwa supaya kelompok bisa mencapai tujuannya maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikutnya. Disini dapat dijelaskan pula bahwa para bawahan, atau anggota dapat mempengaruhi pemimpin dengan perilakunnya , sebanyak pemimpin beserta perilakunya mempengaruhi bawahannya. Juga dapat dikatakan, jika para bawahan tidak melaksankan pekerjaan secara baik, maka pemimpin cenderung menekannkan pada struktur pengambilan inisiatif (perilaku tegas). Tetapi ketika para bawahan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik, maka pemimpin menaikkan penekanannya pada pemberian perhatian.
3.      Teori situasional dan model kontijensi
Fred Fiedler mengembangkan suatu teknik untuk mengkur gaya kepemimpinan yang dikenal dengan “A Theory of Leardeship Effectiveness”. Model kepemimpinan kontijensi berisi tentang hubungan antar gaya kepemimpinan dengan situasi yang menyenangkan. Adapun situasi yang menyenagkan itu diterangkan oleh Fedler dalam hubungannya dengan dimensi-dimensi empiris sebagai berikut:
a.       Hubungan pemimpin anggota (pemimpin diterima oleh para anggotannya)
b.      Derajat dari struktur tugas (tugas ditentukan secara jelas)
c.       Posisi kekuasaan pemimpin yang dicapai lewat wewenang formal.
Manakala terjadi hal yang sebaliknya, maka menurut Fedler akan tercipta situasi yang tidak menyenangkan bagi pemimpin.
4.      Teori jalan kecil- tujuan (Path-goal Theory)
Teori ini menganalisis dampak kepemimpinan terhadap motivasi bawahan kepuasan dan pelaksanaan kerja.
Martin Evans dan Robert House memasukkan empat tipe gaya kepemimpinan yaitu:
a.       Kepemimpinan Derektif
b.      Kepemimpinan Suportif
c.       Kepemimpinan Partisipatif
d.      Kepemimpinan yang berorientasi pada Prestasi
Seorang pemimpin yang baik adalah seseorang yang tidak melaksanakan sendiri kegiatan atau tindakan yang bersifat operasional, tetapi mengambil keputusan, menentukan kebijakan dan menggerakkan orang lain untuk melaksanakan keputusan yang telah diambil sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan.
G.    Dalil Al-quran dan Hadis tentang Kepemimpinan

       Berikut ini merupakan Al-Qur'an yang menunjukkan dengan jelas larangan memilih pemimpin Non Muslim bagi wilayah yang mayoritas penduduk Muslim.

      1. QS. Ali Imron{3}:28.
            Yang Artinya: "Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi WALI pemimpin, teman setia atau pelindung. dengan meninggalkan orang-orang mukmin, barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari golongan Allah, kecuali kerena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. dan Allah memperingartkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya, dan hanya kepada Allah kamu kembali."
       2. QS. An-Nisa'{4}: 144
                  Yang Artinya: "Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menadi WALI (pemimpin) dengan meniggalkan orang-orang mukmin, Apakah kami ingin mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu).
      3. QS. Al-Ma'idah{5}:57.
                   Yang Artinya: "Hai orangorang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) diantara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orag musyrik) sebagai WALI (pemimpinmu). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman."



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Motivasi adalah proses pemberian motif (penggerak) epada karyawan atau anggota untuk dapat bekerja sedemiian rupa sehingga tujun organisasi secara efisien dapat tercapai. Jadi didalam memberikan motivasi, menejer harus mempengaruhi sikap bawahan agar merea bersedia untuk menjalankan tugas-tugas yang selaras dengan tujuan organisasi.
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang-orang agar bekerja untuk mencapai tujuan dan sasarannya dan kepemimpinan memiliki fungsi untuk menjalankan berbagai pekerjaan yang telah direncanakan dalam suatu organisasi. Adapun syarat seorang pemimpin yaitu merasa puas dengan selesainya pekerjaan dengan memenuhi kebutuhan kelompoknya. Pemimpin itu mempnyai kemampuan untuk memutuskan, tindakan apa yang paling baik untuk mencapai tujuan kelompok itu. 
B.     Kritik dan Saran
Demikian makalah ini kami buat sebagaimana mestinya untuk melaksanakan tugas terstruktur. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa kami tunggu guna perbaikan makalah ini selanjutnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bai kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Konssen, Stan. 1993. Aspek Manusia Dalam Organisasi Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Rivai, Vethzal. Arviyan Arifin. 2009.  Islamic Leadership. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sumarni,  Murti.  John Soeprihanto. 2003. Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Liberty.
Tisnawati, Erni Sule. Kurniawan Saefullah. 2005.  Pengantar Manajemen Edisi I. Jakarta: Prenada Media Group.




[1] Murti Sumarni dan John Soeprihanto, Pengantar Bisnis,(Yogyakarta: Liberty, Cet-5. 2003). Hlm.152
[2]Stan Konssen, Aspek Manusiawi dalam Organisasi Edisi Ketiga,(Jakarta: Erlangga,1993). Hlm. 181
[3] Veithzal Rivai, Arviyan Arifin, Isamic Leandership, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2009). Hlm. 136-138
[4] Stan Konssen, Aspek Manusiawi dalam Organisasi Edisi Ketiga,(Jakarta: Erlangga,1993). Hlm. 183
[5] Ernie Tisnawati Sule, Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen Edisi I,(Jakarta: Prenada Media Group, 2005). Hlm. 259-270

Sejarah Islam di Afrika Utara

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Makalah ini membahas tentang sejarah islam di Afrika khususnya bagian Utara. Islam yang merupakan agama pembebas bagi kalangan tertindas dan hegemoni penguasa yang non islam seperti Persia dan Romawi, seringkali dianggap agama yang identik dengan darah dan pedang. Anggapan tersebut sama sekali tidaklah terbukti karena Islam merupakan agama pembela bagi kalangan tertindas, tidak terkecuali di wilayah Afrika.
Afrika adalah tempat bermacam-macam bangsa dan kebudayaan yang banyak sekali. Afrika adalah negeri dengan pertentangan yang sangat mencolok dan keindahan yang liar. Di sana juga terdapat banyak masalah termasuk perang, kelaparan, kemiskinan, dan masalah penyakit.
Realitas wilayah Afrika merupakan daerah yang berada dibawah kekuasaan kekaisaran yang super power pada masa itu. Dalam sejarah peradaban dunia, bahwa kaisar-kaisar Romawi dikenal sebagai kaisar yang kejam. Namun pada kenyataannya justru Islam dapat berkembang di Afrika dan populasi penduduk muslimnya mencapai 75 juta dari 500 juta jumlah populasi umat muslim seluruh dunia. Di afrika juga terdapat dinasti-dinasti yang ikut terlibat dan mewarnai Islamisasi di wilayah tersebut.
Berkaitan dengan hal diatas, makalah ini membahas tentang bagaimana perjalanan penyebaran Islam di wilayah Afrika (khususnya Afrika Utara) sehingga Islam dapat diterima di wilayah yang telah dikuasai oleh penguasa-penguasa Romawi tersebut dan dinasti apa saja yang telah berkuasa dalam sejarah perjalanan islam di Afrika.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah dakwah di Afrika Utara ?
2.      Bagaimana sejarah dakwah di Maroko ?
3.      Bagaimana sejarah dakwah di Tunisia ?
4.      Bagaimana sejarah dakwah di Libiya ?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    SEJARAH DAN PERKEMBANGAN DAKWAH DI AFRIKA UTARA
Islam pertama kali diperkenalkan ke benua Afrika oleh tentara Arab yang datang ke Mesir dibawah komando Amr bin Al-Ash pada tahun 640 masehi. Tiga tahun kemudian, romawi timur menarik mundur pasukannya dan meninggalkan wilayah yang penduduknya telah menganut agama nasrani itu selanjutnya, wilayah tersebut akhirnya dikuasai oleh kaum muslimin. Pada masa Nabi Muhammad SAW kontak islam dengan afrika adalah ketika hijrah ke habasyah. Para sahabat yang hijrah kesana mendapat perlakuan baik dari masyarakat setempat dan dari Raja Najasyi. Pada masa khalifah Umar bin Al-Khathab panglima Amar bin Al-Ash.menguasai mesir ( 639-644 M ). Setelah mengalahkan tentara Romawi Timur. Kota Fustat dijadikan sebagai ibu kota islam pertama dibenua Afrika.[1]
Selanjutnya pada masa pemerintahan khalifah utsman bin affan, abdullah bin sa’ad bin abi sarah berhasil mengalahkan Romawi Timur dalam sebuah perang yang terjadi di Laut Tengah, dan berhasil menguasai burqoh dan tripoli. Pasukan Abdullah maju terus kearah Carthage, Ibu Kota Romawi Timur di Afrika. Merasa terdesak Romawi menawarkan genjatan senjata. Mendengar berita tersebut, Raja Konstantin III sangat marah ia ingin semua wilayah kekuasaan yang telah jatuh ketangan kaum muslim direbut kembali. Pada saat itu Madinah bergolak karena Khalifah Utsman dibunuh sehingga tidak memungkinkan untuk melanjutkan peperangan.
Kekuasaan islam di Afrika tidak berjalan mulus. Ketika islam masuk sering terjadi peperangan dengan Romawi Timur dan pemberotakan yang dilakukan oleh orang-orang barbar. Keadaan ini berlanjut hingga terjadi pergantian Gubernur dari Hasan bin Nu’man kepada Musa bin Nushair pada tahun 708 M, yaitu pada masa pemerintahan Khalifah Al-Walid (705-715 M). Musa bin Nushair dapat mengatasi berbagai pemberontakan, agar tidak berulang dimasa mendatang, ia menempatkan orang-orang barbar ke dalam pemerintahan.[2]
Sementara aliran agama islam yang diterima oleh penduduk setempat adalah khawarij, tidak diketahui pasti khawarij menyebarkan islam disana bahkan sekitar tahun 132H (750M) hampir seluruh Afrika Utara menganut aliran itu kaum khawarij menjadikan pahamnya benar-benar mengakar di Afrika Utara terutama di Jabal Nafusa dan daerah Tahart (sekarang bernama Tiaret). Dengan demikian bdakwah di Afrika Utara pertama kali dilakukan oleh bangsa Khawarij. Bahasa Arab juga berkembang sebagai bahasa percakapan dan hal ini bertahan sampai sekarang upaya yang dilakukan oleh bangsa Badui (Arab) yang bermigrasi kesana. Mereka menikah dengan penduduk setempat dan secara bertahap terbentuklah penduduk Barbar-Arab yang sampai saat ini mendiami sebagian besar Afrika Utara.[3]
Mayoritas bangsa-bangsa di Afrika Utara adalah muslim, yang banyak dipengaruhi oleh kaum sufisme dimana mereka sangat berperan besar dalam mengorganisir komunitas pedalaman dan beberapa rezim negara. Warga perkotaan menggunakan  bahasa arab dalam percakapan dan kebudayaan meskipun di wilayah Afrika Selatan Saharan dan wilayah pegunungan menggunakan bahasa Berber sebagai bahasa umum dan menjadi basis bagi identitas kultural.
Sejak periode awal Islam sampai abad ke-19, sejarah masyarakat muslim Afrika Utara berlangsung dalam dua motif utama, yaitu pembentukan negara dan islamisasi. Penaklukan yang dilakukan oleh bangsa Arab memberikan dorongan baru bagi pembentukan negara dan pengorganisasian masyarakat Afrika Utara menjadi komunitas muslim. Penaklukan tersebut juga mengantar pada pelembagaan islam bagi warga masyarakat Afrika Utara. Dimulai dari abad ke-8 madzab hukum Maliki berkembang dengan pesat di seluruh penjuru Afrika Utara dan bertahan sebagai administrasi hukum, pendidikan, dan legitimasi yang paling utama sampai abad ke-19. Dalam dua abad kemudian sufisme juga terlembagakan dan menjadi basis utama dalam pengorganisasian warga pedalaman. Sebagian dari sejarah Afrika Utara dari abad ke-13 sampai abad ke-19 dapat dinyatakan dalam beberapa hal sehubungan dengan pengaruh negara dan sufi. Akhirnya penaklukan bangsa Arab juga memberikan Afrika Utara sebuah identitas Arab yang ditimbulkan oleh gelombang migrasi Arab, dan melahirkan negara yang di dominasi oleh bangsa Arab.
B.     Sejarah Dakwah di Maroko
Mayoritas penduduk Maroko adalah beragama islam dan masuk dalam golongan Muslim Sunni, maka tak heran sepanjang perjalanan sejarah negeri ini banyak dipelopori oleh gerakan pembaharuan yang berawal dari gerakan tarekat. Sementara itu Ernest Gellner merumuskan bahwa model paling berpengaruh tentang sejarah islam di Maroko adalah sepanjang sejarah islam Maroko terombang ambing antara agama kaum borjuis kota yang melek huruf, puritan skripturalis, dan agama suku-suku buta huruf di pedesaan yang ritualistis-antropolatrous.[4]
Islam pertama kali dibawa ke Maroko pada tahun 680M oleh invasi Arab dibawah Uqba ibn Nafi, seorang jendral yang melayani Damaskus dibawah bani Umayyah. Tetapi catatan lain menyebutkan bahwa agama Islam kali pertama dibawa ke Maroko oleh orang Arab yang menyerbu wilayah itu pada tahun 683M. 
Penaklukan wilayah Afrika Utara memakan waktu 53 th. Penyebaran Islam di Maroko dilanjutkan oleh Panglima Musa bin Nushair pada tahun 698 bersamaan dengan penaklukan benteng-benteng di dekat samudra Atlantik. Seorang jendral bernama Thariq bin Ziyad berjihad ingim menaklukkan Spanyol melalui Maroko pada th 710 M dan ekspidisinya itu sukses. Thariq bin Ziyad yang diangkat Musa bin Nusair untuk memerintah Maroko setelah ditaklukkan.
Maroko memang mempunyai peranan besar dalam sejarah Islam, terutama dalam menyebarkan Islam di wilayah Afrika Utara dan sebagai pintu gerbang masuknya Islam ke Spanyol (Andalusia), Eropa. Segala persiapan ekspansi Islam ke daratan Eropa dilakukan melalui negeri ini. Setelah dinasti Umayyah jatuh ke tangan dinasti Abbasiyah, Maroko menjadi kekuasaan bani Abbas. Kemudian di negeri ini muncul dinasti-dinasti kecil. Pada tahun 172H/789M, Idris I bin Abdullah, salah seorang keturunan Ali ra dapat membentuk pemerintahan Idrisid, yang kemudian bertahan hingga tahun 364H/974M. dinasti syiah yang pertama, sehingga merupakan tantangan bagi Khalifah Harun Ar-Rasyid dari dinasti Abbasiyah di Baghdad yang bercorak Sunni. Tahun 177 H Idris dibunuh oleh Sulaiman As Sammakh dengan racun. Naiklah Idris II yang dianggap pendiri sebenarnya Dinasti Idrisid. Pada masanya, dinasti ini banyak mencapai kemajuan, terutama dibidang kebudayaan Islam. Tahun 213H Idris II meninggal. Semua penggantinya lemah kecuali Yahya bin Muhammad dan Yahya IV. Di tangan Yahya IV, dinasti ini mencapai masa keemasannya.
Pada abad ke-8 berdirilah beberapa pemerintahan islam (syiah) di Maroko yang memisahkan diri dari kekhalifahan abbasiyah seperti bani Midrar dan bani Idrisiyah. Antara tahun 909-1171, Maroko dikuasai pemerintahan Fatimiyah yang berpusat di Mesir. Sedangkan antara tahun 1470-1553, Maroko dikuasai bani Watthas berpusat di Fez sampai akhirnya dikuasai al-asyraf al-sa’diyah pada awal abad ke-16. Al-asyraf merupakan salah satu kelompok yang berkuasa di Maroko, yang didirikan oleh Abu Abdullah Muhammad Al-Qaim yang berjasa melawan orang-orang nasrani. Maroko memiliki tradisi keilmuwan islam yang berkembang dengan pesat dari dulu hingga kini.
Dengan demikian, sepanjang perjalanan gerakan dakwah di Maroko lebih diwarnai gerakan-gerakan dalam bentuk tarekat yang kemudian banyak didistrorsi oleh pemerintah. Sehingga para dakwahnya lebih pada perpaduan antara bentuk sufisme dan pemerintahan yang berkuasa, disamping gerakan pemurnian agama yang tidak pernah padam ditengah-tengah masyarakat.

C.    Sejarah Dakwah di Tunisia
Hampir sejak awal diperkenalkan islam ditunisia, mayoritas penduduk muslim negeri ini merupakan kaum sunni yang mer madzhab maliki dan hanafi. Tetapi untuk kepuasan batin, gerakan islam di Tunisia tidak lepas dari penganut tarekat. Disini banyak sekali tarekat yang nambah dan berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Tidak begitu banyak sejarah yang bisa didapat untuk menyelusuri masuknya Islam ke negeri ini. Namun, sedikit fakta sejarah menunjukkan bahwa islam masuk dan mulai berkembang di Tunisia pada masa dinasti umayyah tatkala mulai melebar kekuasaannya ke Barat hingga Tunisia. Artinya Tunisia adalah tanah kharajiyah, tanah yang ditaklukkan oleh kaum Muslim. Pada abad ke-7 sesudah masehi, kekhalifahan umayyah di Damaskus di bawah komandan Uqbah seorang sahabat Rasulullah mengirimkan para mubaligh dan pasukannya ke Afrika Utara masuk Tunisia bersama pasukannya. Uqbah berhasil menaklukkan Sbeitla (Sufetula) yang menandai bermulanya era Arab-Islam di Tunisia. 13 tahun kemudian Uqbah berhasil menaklukkan kota Kairouan dan kemudian menjadikannya sebagai ibu kota pemerintahan dan pusat penyebaran islam di wilayah Afrika Utara. Tahun 683, komandan Uqbah beserta seluruh tentaranya berhasil menaklukkan kota Kiwaran (selatan Tunisia) yang sekarang disebut Maroko dan mendirikan masjid pertama di Afrika.
Sejak saat itu perkembangan Islam di Tunisia setapak demi setapak mulai menunjukkan hasilnya. Keyakinan-keyakinan warga setempat pada agama dan kepercayaan dari nenek moyang mereka, termasuk budaya-budaya jahiliyah lainnya, sedikit demi sedikit terkikis habis. Setelah berbenturan dengan pemahaman islam masyarakat mulai sadar bahwa apa yang mereka lakukan selama ini adalah suatau perbuatan yang “bodoh” dan menyesatkan. Mereka merasa mendapatkan sesuatu yang lain tatkala mereguk “manisnya” islam. Islam telah memberikan ketentraman dan menyejukkan hati mereka. Agama islam mendapatkan sambutan yang luar biasa.
Pada tahun 748M dinasti Umayyah digantikan oleh abbasiyah. Hal ini menyebabkan Tunisia terlepas dari pengawasan pusat kekhalifahan, namun kemudian dapat dikuasai lagi oleh dinasti Abbasiyah 767M. Pada tahun 800M Ibrahim ibn Aghlab ditunjuk sebagai gubernur Afrika Utara yang berkedudukan di Kairouan. Pada masa ini, masjid agung Ezzitouna didrikan di kota Tunis.
Masa-masa selanjutnya adalah era kejayaan peradaban Islam di Tunisia dan kawasan Arab Maghribi. Di masa Khilafah Utsmaniyah Tunisia menjadi wilayah otonom di bawah pemerintahan dinasti Dey (1591-1659), Mouradi (1659-1705), dan Huseini (1705-1957). Karena itulah, Kairouan dan Mahdia kini menjadi kota tujuan wisata sejarah Islam terpenting di Tunisia, selain masjid Ezzitouna di kota Tunis. Semenjak itu Tunisia diperintah oleh penguasa-penguasa Islam. Kemudian tahun 1881 M Muhammad Sadiq, raja dari kerajaan Hunaysiyah menyerah pada Prancis, dan Tunisia menjadi jajahan Prancis sampai dengan memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1965M.
Tujuan akhir dakwah di Tunisia adalah membangun sebuah masyarakat islam, tetapi pendekatannya adalah dari bawah keatas, sebagai pembangun masyarakat, indifidu harus diperbaharui terlebih dahulu sebelum masyarakat dapat diperbaharui. Konsep pembaharuan kunci mereka adalah tashlik ( memulihkan, memperbaiki ) dan tujuan mereka adalah menciptakan individu-individu yang solih ( bener, bijak, baik ) sebagai sarana untuk mencapai sebuah susunan masyarakat muslim sejati. Dan sebagai penyebab utama gagalnya dakwah menjadi populer adalah ketidak selarasan dengan praktik keislaman di Tunisia.[5] Akan tetapi, dibalik identitas nasional sekuler masyarakat Tunisia tetap memiliki sentimen islam yang kuat dan islam tetap bertahan sebagai potensi yang potensial.

D.    Sejarah Dakwah di Libya
Libya merupakan negara dari pemerintahan usmani yang mendirikan renzim utama diwilayah Tripolitania, cyrenaica dan fezzan. Selama hampir sembilan sanusiyah mewakili gerakan revivalis islam yang kuat yang menundukkan unsur-unsur ekonomi dan agama hampir tersebar di seluruh kawasan libya. Gerakan yang didirikan oleh Muhammad ibn Ali al-sanusiyah yang hendak dicapai dalam gerakan dakwahnya adalah mengajak kembali pada ajaran Al-Qur’an dan hadist dan mengembangkan hak orang beriman agar menggunakan ijtihad untuk mengembangkan ajaran-ajaran islam dan dengannya orang islam harus menjalani kehidupannya. Gerakannya berusaha menyatukan seluruh umat muslim dalam persaudaraan dan memberikan kontribusi bagi penyebaran dan refitalisasi islam.[6]
Sejarah kehidupan muslim kontemporer libya banyak berubah setelah kudeta yang telah dilakukan mu’amar qodzdzafi pada tahun 1969 sistem monarki diganti menjadi anakronisme politik. keputusan paling awal rezim menyangkut sejumlah referensi nasionalis dan islam, serta aturan-aturan substansif. Diantaranya diberlakukan kembali hukum pidana atas dasar Al-Qur’an serta pelarangan alkohol dan klub malam mengindikasikan pengakuan terbuka terhadap islam sebagai kekuatan pembimbing dalam kekuatan politik negara.[7] Peraturan-peraturan baru yang diturunkan dari praktik hukum mazhab maliki dibuat untuk mempertahankan hukum-hukum yang ada sepanjang masih sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan menggunakan hukum adat ( ‘urf ) apabila dipandang dapat diterapkan. Sebagian sunah yang dapat dijadikan hukum suyariah sementara ijtihad metode yang dapat deterima untuk memperluas ruang lingkup syariat di dunia modern.
Sistem politik yang telah diterapkan dianggap radikal, kemudian mendapat reaksi keras dari para ulama yang pada akhirnya kemudian melahirkan gerakan aksi islam bawah tanah di antaranya Hizb-al-Tahrir al Islami gerakan sejenis ihkwanul muslimin sekaligus merupakan gerakan oposisi bagi pemerintahan Qadzdzafi.[8] Qodzdzafi merupakan tokoh idiologi arab dan islam radikal. Doktrin revolusionernya yang permama merupakan kopi dari ideologi Nesseriyah yang menyerukan persatuan Arab, menentang kolonialisme dan Zeonisme, dan kepemimpinan bangsa libya dalam merancang persatuan dan perjuangan bangsa arab menghadapi israel.
Libya sebagai bentuk gerakan dakwah kontemporer banyak dipengaruhi dan terpusat oleh kebijakan pemerintah yang berkuasa saat itu. Sehingga birikrasi ( unsur politik ) sangat menonjol memegang keputusan dan memeberikan corak dalam setiap aktifitas keislaman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan islam di libya :
1.      Faktor sosial ekonomi
Libya merupakan negara penghasil minyak terbesar di Afrika. Banyaknya kandungan minyak tidak sebanding dengan sumber daya manusia yang memadai. Oleh karena itu didatangkan tim ahli dalam luar negeri untuk melakukan pekerjaan dengan penjualan minyak yang terus meningkat membuat pendapatan perkapita cukup tinggi sekitar 8.640 dolar pada tahun 1980. Selain itu di bidang pertanian dan peternakan merupakan penyerap tenaga kerja terbanyak dalam masyarakat libya.
2.      Faktor Politik-Hukum
 Dalam urusan politik pemerintahan libya merupakan negara yang berbentuk Republik Sosial yang dipimpin oleh seorang presiden. Libya menganut satu partai yaitu partai sosial arab. Tahun 1969 terjadi perubahan konstitusi dimana telah membentuk kongres rakyat nasional memilih anggota membentuk kongres rakyat nasional memilih anggota sekretaris jendral, cabinet dan penetapan mahkamah agung sebagai kekuatan yudikatif tertinggi.
Libya yang menyatakan negaranya committed terhadap penghapusan imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuknya, telah menyatakan dukungan dan memberikan bantuan kepada gerakan-gerakan pembebasan diberbagai negara diluar afrika seperti kepada malta ketika negara tersebut menghadapi persengketaan dengan inggris. Republik arab libya dibawah pemerintahan komando dewan revolusi yang diketuai kolonel moamar gaddafi telah tumbuh sebagai negara islam baru di dunia arab berkembang terus sesuai dengan cara-cara yang mereka anggap baik. Libya sebagai bentuk gerakan dakwah kontemporer hanya dipengaruhi dan terpusat oleh kebijakan pemerintah yang berkuasa saat itu. Sehingga birokrasi sangat menonjol dalam memegang keputusan dan memberikan corak dalam setiap aktifitas keislaman.[9]


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Secara historis dakwah islam masuk dan menguasai Afrika Utara dan menjadikan sebagai salah satu bagian provinsi dari dinasti bani umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas wilayah Afrika Utara terjadi di zaman khalifah Abdul Malik (685-705). Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu dari pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu provinsi dari khalifah bani umayyah memakan waktu kurang lebih selama 35 tahun. Wilayah Afrika Utara inilah yang kemudian menjadi batu loncatan untuk masuknya islam di daratan Eropa, yaitu Spanyol.
Mayoritas bangsa-bangsa di Afrika Utara adalah muslim, yang banyak dipengaruhi oleh kaum sufisme dimana mereka sangat berperan besar dalam mengorganisir komunitas pedalaman dan beberapa rezim negara. Warga perkotaan menggunakan  bahasa arab dalam percakapan dan kebudayaan meskipun di wilayah Afrika Selatan Saharan dan wilayah pegunungan menggunakan bahasa Berber sebagai bahasa umum dan menjadi basis bagi identitas kultural.
Sejak periode awal Islam sampai abad ke-19, sejarah masyarakat muslim Afrika Utara berlangsung dalam dua motif utama, yaitu pembentukan negara dan islamisasi. Penaklukan yang dilakukan oleh bangsa Arab memberikan dorongan baru bagi pembentukan negara dan pengorganisasian masyarakat Afrika Utara menjadi komunitas muslim. Penaklukan tersebut juga mengantar pada pelembagaan islam bagi warga masyarakat Afrika Utara. Dimulai dari abad ke-8 madzab hukum Maliki berkembang dengan pesat di seluruh penjuru Afrika Utara dan bertahan sebagai administrasi hukum, pendidikan, dan legitimasi yang paling utama sampai abad ke-19. Dalam dua abad kemudian sufisme juga terlembagakan dan menjadi basis utama dalam pengorganisasian warga pedalaman. Sebagian dari sejarah Afrika Utara dari abad ke-13 sampai abad ke-19 dapat dinyatakan dalam beberapa hal sehubungan dengan pengaruh negara dan sufi. Akhirnya penaklukan bangsa Arab juga memberikan Afrika Utara sebuah identitas Arab yang ditimbulkan oleh gelombang migrasi Arab, dan melahirkan negara yang di dominasi oleh bangsa Arab.


DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir. 2014. Sejarah Dakwah, Jakarta: Imprint Bumi Aksara.
Elizabeth, Islamic Low in Libya, Analisis of Selectet Lows Enacted Since the 1969 Revolution, (London,----,1977).
Harun, Lukman. 1985. Potret Dunia Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas.
Ira, M. Lapidus. 1999. Sejarah Sosial Umat Islam, Bag. III (Jakarta: Rajawali Press).
John, L. Esposito. 2002. Ensiklopedi Owford: Dunia Islam Modern, (Jakarta: Mizan).
Maryam, Siti. 2012. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik Hingga Modern, (Yogyakarta: Lesfi)




[1] Samsul Munir Amin, Sejarah Dakwah, Jakarta: Imprint Bumi Aksara, 2014. hlm 214.
[2]Siti Maryam, Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik Hingga Modern, (Yogyakarta: Lesfi, 2012), hlm. 222.
[3]Siti Maryam, Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik Hingga Modern, (Yogyakarta: Lesfi, 2012), hlm. 223.
[4] John, L. Esposito, Ensiklopedi Owford: Dunia Islam Modern, (Jakarta: Mizan, 2002). Hlm 55.
[5] John, L. Esposito, Ensiklopedi Owford: Dunia Islam Modern, (Jakarta: Mizan, 2002). Hlm 57.
[6] Ira, M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, Bag. III (Jakarta: Rajawali Press, 1999). Hlm 251-252.
[7] Elizabeth, Islamic Low in Libya, Analisis of Selectet Lows Enacted Since the 1969 Revolution, (London,----,1977)
[8] John, L. Esposito, Ensiklopedi Owford: Dunia Islam Modern, (Jakarta: Mizan, 2002). Hlm 279.
[9] Lukman Harun, Potret Dunia Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1985. Hlm 101.

Makalah Motivasi dan Kepemimpinan

Motivasi Dan Kepemimpinan Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Sumber Daya Manusia  Dosen Pengampu : Dr. H. Abdul Choliq, MT.,...