Motivasi Dan Kepemimpinan
Disusun
untuk Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Sumber Daya Manusia
Dosen
Pengampu : Dr. H. Abdul Choliq, MT., M. Ag.
Disusun
Oleh :
Fitria
Cahyaningrum ( 1601036015 )
MANAJEMEN
DAKWAH
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebuah organisasi atau perusahaan
yang didalamnya terdapat beberapa sumber daya manusia maupun sumber daya non
manusia. Perusahaan akan mengadakan sebuah ide gagasan yang ada agar mencapai
puncak kejayaannya yang baik sesuai dengan keorganisasian terebut. Dalam sebuah
organisasi adanya motivasi sangatlah penting karena motivasi adalah proses
pemberian motif (penggerak) kepada karyawan atau anggota untuk dapat bekerja
sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi secara efisien dapat tercapai.
Manajemen diartikan sebagai ilmu,
kiat dan profesi. Manajemen memiliki pengaruh bagi seseorang atau sekelomok
orang untuk bertindak. Sama halnya degan manajemen, kepemimpinan pun memiliki
pengaruh bagi seseorang atau sekelompok orang untuk bertidak. Manajemen
merupakan suatu proses menyelesaikan aktivitas secara efisien dengan atau
melalui orang laindan berkaitan dengan rutinitas tugas suatu organisasi,
sedangkan kepemimpinan muncul jika ada upaya mempengaruhi seorang individu atau
kelompok dan berhubungan dengan dengan perubahan.
Kepemimpinan akan berjalan jika ada
keputusan yang akan dijalankan, demikian manajemen bahwa manajemen akan dapat
mencapai tujuan dijalankan oleh seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan.
Agar rencana yang telah disusun
harus berjalan dan nantinya akan tepat sasaran. Oleh karena itu, dalam makalah
ini akan dibahas lebih lanjut mengenai pentinganya sebuah motivasi dalam
organisasi dan kepemimpinana dalam mnajemen.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian motivasi
2. Apa Teori-teori motivasi?
3. Apa saja dalil al-quran dan hadist tentang motivasi?
4. Apa pengertian kepemimpinan?
5. Apa tekik-teknik kepemimpinan?
6. Apa teori-teori kepemimpinan?
7. Apa saja dalil al-quran dan hadist tentang kepemimpinan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Motivasi
Motivasi adalah proses pemberian
motif (penggerak) epada karyawan atau anggota untuk dapat bekerja sedemiian
rupa sehingga tujun organisasi secara efisien dapat tercapai. Jadi didalam
memberikan motivasi, menejer harus mempengaruhi sikap bawahan agar merea
bersedia untuk menjalankan tugas-tugas yang selaras dengan tujuan organisasi.
Faktor-fator penting yang mempengarui motivasi adalah:
1. Kebutuhan pribadi
2. Tujuan
dan persepsi individu atau kelompok
3. Cara untuk mewujidkan kebutuhan, tujuan dan persepsi.
Apabila para
pekerja menyukai peerjaan merek, mengagap bahwa tugas mereka penuh dengan
tantangan da mereka menyukai lingkungan kerja secara umum maka biasanya mereka
akan berusaha secara maksimal untuk melaksanakan pekeraan mereka dengan
semangat da berdedikasi.
Dalam hal ini
terdapat 2 motivasi yaitu :
a. Motivasi Positif
Merupakan
proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara memberika penambahan tingkat
kepuasan tertentu, misalnya dengan memberia promosi, tambahan penghasilan,
menciptaan kondisi kerja yang nyaman dan lain sebagainya.
b. Motivasi Negatif
Adalah proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara
menakut-nakuti atau mendorong seseorang untuk melaukan sesuatu secara terpaksa.
Misalnya memberi gambaran akan diturunkan pangkatya, dipotong gajinya ataupun
dipecat dari jabatannya.[1]
B.
Teori-teori
Motivasi
1.
Teori Motivasi
Kebutuhan (Abraham H. Maslow)
Menyatakan bahwa manusia dimotivasi untuk memuaskan sejumlah
kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia yang cenderung bersifat bawaan.
Adapun kebutuhan itu adalah:
a.
Kebutuhan fisik
(physiological needs)
b.
Kebutuhan akan
keamanan/keselamatan (safety/security
needs)
c.
Kebutuhan untuk
berkelompok (sosial needs)
d.
Kebutuhan akan
harg diri/penghormatan (egoistic needs)
e.
Kebutuhan akan
pengakuan diri dan pengembangan diri (self
realization needs)
2.
Teori Motivasi
Herzberg
Herzberg menyatakan bahwa ada faktor-faktor tertentu di tempat
kerja yang menyebabkan kepuasan kerja, sementara pada bagian lain adapula
ketidak puasan. Dengan kata lain kepuasa dan ketidak puasan berhubungan satu
sama lain.
Faktor-faktor tertentu ditempat kerja tersebut didevinisikan
sebagai hygiene factors (faktor kesehatan) dan motivation factors (faktor
pemuas). Dua faktor ini oleh Herzberg dialamatkan kepada faktor intrinsik dan
faktor ekstrinsik, dimana faktor intrinsik adalah faktor yang mendorong
karyawan termotivasi yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri
masing-masing orang. Dan faktor ekstrinsik yaitu daya dorong yang datang dari
luar diri seseorang, terutama dari organisasi tempat bekerja.
3.
Teori Motivasi
McClelland
Menyatakan kebutuhan manusia ada 3 yaitu:
a.
Kebutuhan
berprestasi (needs for acbievement)
yaitu keiginan untuk melakukan sesuatu lebih baik dibandingkan sebelumnya.
b.
Kebutuhan untuk
berkuasa (needs for power) yaitu
kebutuhan untuk lebih kuat, lebih berpengaruh terhadap orang lain.
c.
Kebutuha
afiliasi (needs for affiliation)
yaitu kebutuhan untuk disukai, memelihara atau mengembangkan persahabatan
dengan orang lain.
C.
Dalil Al-Quran
dan Hadist tentang Motivasi
1 1. QS. Al-Baqarah: 216
Yang Artinya: "Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.
2. QS. Al-Baqarah: 286
Yang Artinya: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dai kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, jangnlah engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana engkau bebankan orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, dan ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkau Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."
3. QS. Ar-Ra'd: 11
Yang Artinya: "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."
1 1. QS. Al-Baqarah: 216
Yang Artinya: "Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.
2. QS. Al-Baqarah: 286
Yang Artinya: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dai kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, jangnlah engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana engkau bebankan orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, dan ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkau Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."
3. QS. Ar-Ra'd: 11
Yang Artinya: "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."
D.
Pengertian
Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan kemampuan
yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi orang-orng agar bekerja untu
mencapai tujuan dan sasarannya. Kepemimpinan menurut para ahli yaitu:
1.
Menurut Bass
dan Bass (2011), epemimpinan adalah interaksi dua orang atau lebih dalam suatu
kelompok tersetruktur atau struktur orang terhadap situasi persepsi dan harapan
anggota.
2.
Yuki (2010),
kepemimpinan adlah proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan menyetujui
kebutuhan yang harus dipenuhi dan cara melakukannya, serta proses memfasilitasi
individu dan kelompok berusaha mencapai tujuan yang sama.
3. Northouse
(2009), kepemimpinan adalah suatu sifat, sebuah kemampuan, sebuah ketrampilan,
suatu perilaku dan suatu hubungan.
4. Stogdill
(1974), kepemimpinan adalah fous dari proses kelompok, peenerimaan kepribadian
seseorang, seni memengarui perilaku, alat utuk memengaruhi perilaku, suatu tindakan
perilaku, bentuk dan ajakan, bentuk dari
relasi yang kuat, alat untuk mencapai tujuan, akibat dari interaksi, peranan
yang diferensial dan pembuat struktur.
Kepemimpinan adalah proses pengarahan yang dapat memotivasi orang
lain untuk bekerja kearah pencapaian tujuan tertentu. Adi dalam kepemimpinan
ini melibatkan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain. Disini
motivasi harus dapat diterima oleh orang lain dan menjadi pendorong untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan
E.
Teknik-Teknik Kepemimpinan
1.
Fungsi-fungsi
kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan adalah untuk menjalankan berbagai pekerjaan
yang telah direncanaan dalam suatu organisasi. Dengan demikian kepemimpinan
yang efektif adalah ketika pemimpin mampu mempengaruhi orang-orang untuk dapat
melakukan tugas-tugas yang telah dipercayakan oleh mereka.
Adapun fungsi-fungsi yang terkait dengan hubungan sosial atau
pemeliharaan kelompo memfouska fungsi kepemimpinan dalam upaya untuk senantiasa
memelihara esatuan dintara sesama pekerja, dengan demikian pemimpin yang
efektif adalah ketika emimpin tersebut mampu berkomunikasi dengan baik dengan
tim kerja, mengaja mereka untuk senantias memelihara dan saling pengertian
sehingga tim kerja yang ada senantiasa terpelihara dengan baik.
2.
Ciri
Kepemimpinan
Istilah kepemimpinan yang diukiskan oleh chung dan Megginsion
sebagai “kesanggupan mempengaruhi perilaku orang lain dalam suatu arah
tertentu”. Pada dasarnya usaha untuk mempengaruhi perilaku adalah unsur pook
kepemimpinan.[2]
Ciri
pemimpin menurut islam:
a.
Setia
b.
Terikat pada
tujuan
c.
Menjunjung
tinggi syariat dan akhlak islam
d.
Memegang teguh
amanah
e.
Tidak sombong
f.
Disiplin,
konsisten dan konsekuen[3]
Syarat yang
sering tampak dalam diri pemimpin:
1.
Kesanggupan
utuk memecahkan persoalan seara kreatif
2.
Kesanggupan berkomunikasi
dengan mendengarkan
3.
Hasrat yang
kuat untuk mecapai sesuatu
4.
Banyak
berkepentingan dan sosiabilitas
5.
Sikap-siap
positif dan tulus terhadap para bawahan
6.
Kepercayaan
diri
7.
Kegairahan
8.
Kedislipinan
9.
Tata rama
10.
Kemantapan
emosional[4]
Syarat seorang pemimpin
yani merasa puas dengan selesainya pekerjaan dengan memenuhi kebutuhan
kelompoknya. Pemimpin itu mempunyai kemampuan untuk memutuskan, tindakan apa
yang paling baik untuk mencapai tujuan kelompo itu.
Jenis
kepemimpinan yang digunakan harus berbeda-beda sesuai situasi kerja yaitu,
kepemimpinan yang sama belum tentu sama efektifnya dalam segala keadaan. Karena
pemimpin yang khas itu terlihat dalam situasi yang berbeda-beda maka haruslah
seorang pemimpin memimpin sesuatu yang dianggp sulit oleh banyak pemimpin.
3.
Gaya
Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan akan ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu dari
segi latar belakang, pengetahuan, nilai dan pengalaman dari pemimpin tersebut.
Selain keempat faktor tersebut karakteristik dari bawahan atau orang-orang yang
dipimpin juga perlu untuk dipertimbangkan sebelum memutusan gaya kepemimpinan
apa yang seharusnya digunakan. Pada dasarnya gaya kepemimpinan bersifat
situasional. Contoh, missal ketika kegiatan perusahaan berjalan normal, maka
pemimpin perlu mengembangkan gaya kepemimpinan yang bersifat demokratis yang
menyeimbangkan antara orientasi kepada orang-orang dan orientasi kepada
peerjaan. Manajer perlu meluangkan waktu untuk mendengarkan masukan dari
bawahan dan memahami keinginan-keinginan mereka.
a.
Model kepemimpinan
situasional
Paul Hersey dan Knneth H Blanchard beranggapan bahwa model ini membahas
bahwa para manajer perlu menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka sebagai respon
terhadap berbagai karakter dari orang-orang bawahannya seperti harapan bekerja,
pengalaman, keahlian dan kesanggupan dalam menerima tanggung jawab. Model ini
dibagi empat kuadran menurut situasi yang dihadapi yang dikaitkan dengan tinggi
rendahnya kecenderungan kepada pekerjaan (task behavior) dan tinggi rendahnya
kecenderungan kepada orang-orang (relatiship behavior).
Kuadran pertama (high task and low relationship) dimana situasi
yang dihadapi adalah adanya tuntutan pekerjaan yang tinggi dan rendah terhadap
orang-orang yang relasi, maka pemimpin berorientasi pada pekerjaan yang tinggi
lebih dibutuhkan.
Kuadran kedua (high task and high relationship) dimana kondisi yang
dihadapi memerlukan perhatian yang tiggi terhadap pekerjaan sekaligus
orang-orang, gaya kepemimpinan demokratis dan berorientasi kepada kemajuan dan
perubahan sangat diperlukan.
Kuadran tiga (high relationship and low task) pekerjaan memiliki
karakteristik tim kerja yang baik dan mereka termotivasi dengan baik untuk
berada dalam organisasi akan tetapi belum banyak diarahkan pada pekerjaan yang
memberikan tantangan kepada mereka sehingga pada orientasi pada pekerjaannya masih
rendah.
Kuadran empat (low relationship and low task) dimana orientasi
terhadap pekerjaan dan orang-orang yang rendah, manajer perlu bekerjakeras
untuk memotivasi para pekerja sekaligus memberikan panduan mengenai apa yang
seharusnya mereka lakukan.
b.
Model LPC
Model ini diperankan oleh Fred Fiedler, singkatan dari least
Prefeerd Coworker, menjelaskan bahwa gaya kepemiminan sebaiknya digunakan
beragam dan tergantung pada kecenderungan dan situasi yang terjadi. Pemimpin
tau manajer perlu mengidentifikasi gaya kepemimpinan manakah yang paling cocok
untuk di implementasikan yang disesuaikan dengan kondisi minimum pekerja yang
dihadapinya.
Fiedler menyimpulkan bahwa ada tiga faktor kontingensi yang perlu
dipertimbangkan dalam model LPC yang dikemukakannya yaitu relasi pemimpin
bawahan (reader member relation), struktur pekerjaan (task structure) serta
peran kekuasaan (power position).
c.
Model jalan
tujuan (path goal theory)
Model ini diperkenalkan oleh Martin G. Evans dan Robert J. House.
Berpendapat bahwa sekalipun gaya kepemimpinan perlu disesuakan dengan situasi
yang dihadapi apakah kecenderungan pekerjaan untuk beroeientasi pada pekerjaan
atau relasi sosial, akan tetapi faktor terenting yang perlu diperhatikan justru
bahwa pemimpin harus mampu menyediakn dan menjelaskan penghargaan apa yang
diterima. Ada empat tipe model pemimpin berdasarkan model ini yaitu:
1. Pemimpin
derektif, yaitu pemimpin cenderung untuk menentukan langsung apa yang harus
dilakukan bawahan dan apa yang harus diharapkan pemimpin.
2. Pemimpin
suportif, yaitu pemimpin cenderung bersahabat dan mudah diajak berdilog oleh
siapapun, memberikan perhatian penuh pada kesejahteraan bawahan dan
memeperlakukan anggota secara setara.
3. Pemimpin
partisipasif, yaitu pemimpin cenderung memberikan konsultasi kepada bawahan,
mengakomodasi berbagai masukan serta melibatkan bawahn daam pengambilan
keputusan.
4. Pemimin
prestasif, yaitu pemimpin memiliki fisi perubahan dan standar yang inggi akan
produktivitas, memberikan dorongan kepad bawahan untuk berprestasi dan
memotivasi kemampuan bawahan dalam melakukan berbagai pekerjan.
d.
Model
Vroom-Yetton-Jago (VYT)
Modelin diperkenalkan pada tahun 1973 dan disempurnakan pada tahun
1988 oleh Vroom dan Arthur G. Jago. Model ini memfokuskan tingkat partisipasi
bawahan dalam pengambilan keputusan.[5]
F.
Teori-Teori
Kepemimpinan
1.
Teori sifat
Teori ini sering disebut teori “The Great Man” yang menyatakan
bahwa, seorang yang dilahirkan menjadi emimpin ia akan menjadi pemimpin apakah
ia mempunyai sifat seorang pemimpin. Apabila ia tidak membawa sifat tersebut,
maka ia akan berusaha memperolehnya dengan cara mempelajari sejarah pemimpin-
pemimpin besar untuk menemukan ciri yang dimiliki mereka, misalnya Napoleon,
Mahatma Gandhi dan lain-lain.
2.
Teori kelompok
Anggapan teori ini bahwa supaya kelompok bisa mencapai tujuannya
maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan
pengikutnya. Disini dapat dijelaskan pula bahwa para bawahan, atau anggota
dapat mempengaruhi pemimpin dengan perilakunnya , sebanyak pemimpin beserta
perilakunya mempengaruhi bawahannya. Juga dapat dikatakan, jika para bawahan
tidak melaksankan pekerjaan secara baik, maka pemimpin cenderung menekannkan
pada struktur pengambilan inisiatif (perilaku tegas). Tetapi ketika para
bawahan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik, maka pemimpin menaikkan
penekanannya pada pemberian perhatian.
3.
Teori
situasional dan model kontijensi
Fred Fiedler mengembangkan suatu teknik untuk mengkur gaya
kepemimpinan yang dikenal dengan “A Theory of Leardeship Effectiveness”. Model
kepemimpinan kontijensi berisi tentang hubungan antar gaya kepemimpinan dengan
situasi yang menyenangkan. Adapun situasi yang menyenagkan itu diterangkan oleh
Fedler dalam hubungannya dengan dimensi-dimensi empiris sebagai berikut:
a.
Hubungan
pemimpin anggota (pemimpin diterima oleh para anggotannya)
b.
Derajat dari
struktur tugas (tugas ditentukan secara jelas)
c.
Posisi kekuasaan
pemimpin yang dicapai lewat wewenang formal.
Manakala
terjadi hal yang sebaliknya, maka menurut Fedler akan tercipta situasi yang
tidak menyenangkan bagi pemimpin.
4.
Teori jalan
kecil- tujuan (Path-goal Theory)
Teori ini menganalisis dampak kepemimpinan terhadap motivasi
bawahan kepuasan dan pelaksanaan kerja.
Martin
Evans dan Robert House memasukkan empat tipe gaya kepemimpinan yaitu:
a.
Kepemimpinan
Derektif
b.
Kepemimpinan
Suportif
c.
Kepemimpinan
Partisipatif
d.
Kepemimpinan
yang berorientasi pada Prestasi
Seorang
pemimpin yang baik adalah seseorang yang tidak melaksanakan sendiri kegiatan
atau tindakan yang bersifat operasional, tetapi mengambil keputusan, menentukan
kebijakan dan menggerakkan orang lain untuk melaksanakan keputusan yang telah
diambil sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan.
G.
Dalil Al-quran
dan Hadis tentang Kepemimpinan
Berikut ini merupakan Al-Qur'an yang menunjukkan dengan jelas larangan memilih pemimpin Non Muslim bagi wilayah yang mayoritas penduduk Muslim.
1. QS. Ali Imron{3}:28.
Yang Artinya: "Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi WALI pemimpin, teman setia atau pelindung. dengan meninggalkan orang-orang mukmin, barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari golongan Allah, kecuali kerena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. dan Allah memperingartkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya, dan hanya kepada Allah kamu kembali."
2. QS. An-Nisa'{4}: 144
Yang Artinya: "Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menadi WALI (pemimpin) dengan meniggalkan orang-orang mukmin, Apakah kami ingin mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu).
3. QS. Al-Ma'idah{5}:57.
Yang Artinya: "Hai orangorang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) diantara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orag musyrik) sebagai WALI (pemimpinmu). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman."
Berikut ini merupakan Al-Qur'an yang menunjukkan dengan jelas larangan memilih pemimpin Non Muslim bagi wilayah yang mayoritas penduduk Muslim.
1. QS. Ali Imron{3}:28.
Yang Artinya: "Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi WALI pemimpin, teman setia atau pelindung. dengan meninggalkan orang-orang mukmin, barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari golongan Allah, kecuali kerena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. dan Allah memperingartkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya, dan hanya kepada Allah kamu kembali."
2. QS. An-Nisa'{4}: 144
Yang Artinya: "Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menadi WALI (pemimpin) dengan meniggalkan orang-orang mukmin, Apakah kami ingin mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu).
3. QS. Al-Ma'idah{5}:57.
Yang Artinya: "Hai orangorang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) diantara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orag musyrik) sebagai WALI (pemimpinmu). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman."
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Motivasi adalah proses pemberian motif (penggerak) epada karyawan
atau anggota untuk dapat bekerja sedemiian rupa sehingga tujun organisasi
secara efisien dapat tercapai. Jadi didalam memberikan motivasi, menejer harus
mempengaruhi sikap bawahan agar merea bersedia untuk menjalankan tugas-tugas
yang selaras dengan tujuan organisasi.
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mempengaruhi orang-orang agar bekerja untuk mencapai tujuan dan sasarannya dan
kepemimpinan memiliki fungsi untuk menjalankan berbagai pekerjaan yang telah
direncanakan dalam suatu organisasi. Adapun syarat seorang pemimpin yaitu
merasa puas dengan selesainya pekerjaan dengan memenuhi kebutuhan kelompoknya.
Pemimpin itu mempnyai kemampuan untuk memutuskan, tindakan apa yang paling baik
untuk mencapai tujuan kelompok itu.
B.
Kritik dan Saran
Demikian makalah ini kami buat sebagaimana mestinya untuk
melaksanakan tugas terstruktur. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun senantiasa kami tunggu guna perbaikan makalah ini selanjutnya semoga
makalah ini dapat bermanfaat bai kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Konssen, Stan. 1993. Aspek Manusia
Dalam Organisasi Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Rivai, Vethzal. Arviyan Arifin. 2009. Islamic Leadership. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sumarni, Murti. John Soeprihanto.
2003. Pengantar Bisnis.
Yogyakarta: Liberty.
Tisnawati, Erni Sule.
Kurniawan Saefullah. 2005. Pengantar Manajemen Edisi I.
Jakarta: Prenada Media Group.
[1] Murti Sumarni dan John
Soeprihanto, Pengantar Bisnis,(Yogyakarta:
Liberty, Cet-5. 2003). Hlm.152
[2]Stan Konssen, Aspek Manusiawi dalam Organisasi Edisi
Ketiga,(Jakarta: Erlangga,1993). Hlm. 181
[3] Veithzal Rivai, Arviyan Arifin, Isamic Leandership, (Jakarta: PT Bumi
Aksara,2009). Hlm. 136-138
[4] Stan Konssen, Aspek Manusiawi dalam Organisasi Edisi
Ketiga,(Jakarta: Erlangga,1993). Hlm. 183
[5] Ernie Tisnawati Sule, Kurniawan
Saefullah, Pengantar Manajemen Edisi I,(Jakarta:
Prenada Media Group, 2005). Hlm. 259-270
Terima kasih kak untuk makalahnya, sangat bermanfaat :) untuk refrensi tugas. Sukses selalu kakak
BalasHapus