Jumat, 17 November 2017

Identitas Nasional dan Globalisasi di Indonesia

Identitas Nasional dan Globalisasi di Indonesia

Assalamu’alaikum sobat, berikut merupakan Identitas Nasional dan Globalisasi di Indonesia. silahkan disimak selengkapnya.
                Kepribadian nasional atau jati diri nasional adalah jatidiri yang dimiliki suatu bangsa. Kepribadian atau jati diri bangsa Indonesia akan berbeda dengan kepribdian atau jati diri bangsa Australia, bangsa Amerika dan lain-lain. Kepribadian atau jati diri nasional itu akan kita adopsi dari nilai-nilai budaya dan nilai-nilai agama yang kita yakini kebenarannya. Jika ada orang yang mngatakan bahwa bbangsa indonesia adalah bangsa yang beradap, bangsa yang berbudaya, bangsa yang beretika, maka ituah yang kita katakan kpribadian atau jati diri nasional bangsa Indonesi. Jika dalam kehidupan sehari-hari kita tidak mengindahkan nilai-nilai moral dan nilai etika, maka kit tidak dpat dikatakan sebagai seorang yang memiliki kepribadian atau jatidiri nasional. Sopan-santun, ramah-tamah adalah salah satu dari sekian banyak dri jatidiri nasional kita. Jatidiri semacam ini harus kita upuk dan kita lestariikan, sehingga kita tetapp digolongkan oleh bangsa ini sebagai suku bangsa ang beradab.
            Identitas nasional yang itu terbentuk karena kita merasa bahwa kita sebagai bangsa Indonesia mempunyai pengalaman bersama, dan penderitaan yang sama. Pada masa sebelum kemerdekaa bangsa Indonesia mempunyai pengalaman yang sama dan juga mempunyai sejarah yang sama dalam mengusir penjajah dari Idonesia. Pengalaman yang begituu pahit iilah yang membuat bangsa ndonesiaa yang terdiri dari berbgai kelompok yang berbeda, suku bangsa yang berbeda, budaya yang berbeda dan gma yang berbeda mewujudkan suatu keinginan bersama dalam mengusir penjajah. Pengalaman inilah yang membentuk suatu  identitas nasional. Identitas nasional ini juga tebentuk melalui saling adanya kerjasama antara identitas kelompok yang satu dengan identitas kelompok yang lain. Meskipun kelompok yang satu mempunyai banyak perbedaan, namun keinginan kuat diantara mereka untuk salg merekatkan kelompoknya dengan kelompok yang lain dapat juga membentuk identitas nasioal.
Sebagai mana yang dikatakan oleh Leo Suryadinata (1999:150) bahwa indonesia adalah negara Indonesia adalah negara yang multietnis dan multiagama. Indonesia dikatakan sebagai bangsa yang plural, karena Indonesia memiliki berbagai macam suku, agama, bahasa dan budaya.
1.Suku Bangsa
Suku bangsa adalah ggolongan sosial yang khusus, yang askriptif (ada sejak kelairan), yang sama corakna dengan golongan umur dan jenis kelamin. Ciri-ciri yang umum dan mendasar bekenaan dengan asal mula manusia, yang digunkan sebagai acuan bagi identitas atau jati diri pribadi atau kelompoknya yang tidak dapat dengan seenaknya dibuang atau ditiadakkan, walaupun dapat disimpan atau tidak digunakan dalam interaksi berlaku. Karena ciri-ciri tersebut melekat seumur hidup bersaman dengan keberadaannya sejak lahir (Barth 1969: 9-38 dan Suparlan, 1999).
Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnisyang menggunakan tidak kurang dari 300 dialek. Populasi peduduk Indonesia sekarag ini iperkirakan 210 juta. Dari jumlah tersebut diperkirakan 50% nya beretnis Jawa. Mereka adalah kekuatan dominan dalam birokrasi, militer dan poitik Indonesia. Tiga orang mantan presiden Indonesia, hanya satu orang saja yang bukan orag jawa. Kira-kia 75% posisi pengambil keputusan didalam militer Indonesi berada ditangan orang Jawa. Kampung halaman orang Jawa adalah Jawa Tengah dan Jawa Timur.etnis Sunda juga ditemukan di Jawa (Jawa Barat), tai jumlah mereka hanya 14,5% dari populasi keseluruhan bangsa Indonesia.  Indonesia adalah salah satu dari negara di dunia yang memiliki banyak suku bangsa, bahasa, agamma dan budaya. Oleh karena itu Indonesia dapat dikatakan sebagai negara yang rawan terjadi disintegrasi bangsa.
Karena indonesia diktakan sebagai negara yag memiiki banyak suku bangsa, maka Indonesia dianggap sebagai negara yang rawan konflik. Sebagai contoh, ertentangan antar warga di Ambon yang samai sekarang ini belum dapat diselesaikan. Perkelahian antara suku Madura dan Dayak di Kalimantan Barat, dan daerah-daerah ain yag juga mempunyai kasus yang sama.
2. Agama
            Agama-agama yang ada di Indonesia: Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada zaman Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi di Indonesi, sedangkan kelima agama lainnya diakui secara resmi oleh pemerintahan Orde Baru. Pada zaman pemerintahan Gus Dur, istilah agama resmi dan tidak resmi dihapuskan. Menurut Gus Dur yang mengetahui apakah suatu agama dapat dikatakan sebuah agama atau bukan, bukankah negara tapi adalah penganutnya sendiri (kompas,18 dan 19 Maret 2000).
            Karena Indonesia merupakan negara yang multi agama, maka Indonesia dapat dikatakan sebagai negara yang rawan terhadap disentegrasi bangsa. Banyak gejala disentegrasi bangsa yang terjadi akhir-akhir ini melibatkan agama sebagai faktor penyebabnya.akan tetapi, isu agama adalah salah satu isu yang mudah menciptakan konflik.Sikap saling menghormati dan saling mengharga, dapat memungkinkan orang dari agama-agama yang berbeda bersama-sama berjuang demi pembangunan yang sesuai dengan martabat yang diterima mausia dari Tuhan.
3. Kebudayaan
            Kebudayaan adalah pegetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat, model-modelengetahuan, yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menginterpretasi dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai referensi atau pedoman untuk bertindak (dama bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi (Suparlan, 1986:1). Kebudayaan adalah milik masyarakat, sedangkan individu-individu yang menjadi  warga masyarakat tersebut mempunyai pengetahuan kebudyaan. Harus juga dibedakan antara budaya dan kebudayaan dalam ungkapan sehari-hari. Menurut E.K.M.Masinambow (1999) yang dimaksud “budaya” adalah nilai-nilai dan adat kebiasaa, sedangkan kebudayaan adalah suatu kompleks gejala termasuk nilai-nilai dan adat kebiasaan yang mmperlihatkan kesatuan sistematik. Jika kita katakan bahwa Indonesia tidak kurang dari 500 suku bangsa Indonesia itu bermacam-macam, karena setiap suku bangsa memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Meskipun kita memiliki suku bangsa yang berbeda-beda dan kebudayaan bermacam-macam tentu saja kita tidak ingin melihat perbedaan tersebut sebagai penghambat untuk kita bersatu, jusrtu dengan adanya pebedaan itu memberiakan motivasi kepada kita untuk menjadi bangsa yang bersatu dan bukan bangsa yang terpecah-pecah adanya perbedaan.
4. Bahasa
            Bahasa Indonesia dipopulerkan pertama kali dalam pers kaum nasionalis ketika munculnya negara kemerdekaan Indonesia, kemudian bahasa tersebut menyebar dan berkembang selama pendudukan jepang. Semua surat kabar terkemuka, siaran radio dan siaran TV menggunakan bahasa Indonesia selama tahun 1965-1967, hanya tiga yang diteerbitkan dalam bahasa etnis. Di Medan, misalnya, beredar tiga surat kabar yang dimiliki orang Batak, tetapi semuanya menggunakan bahasa Indonesia. Penerbitnya, mengatakan, orang Batak di Medan tidak mau membeli koran yang diterbitkan dalam bahasa Batak.
            Diterimanya bahasa nasional oleh para tokoh nasional sebelum dan sesudah PD II membantu berkembangnya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Pada saat itu disebut bahasa nasional belum digunakan untuk menyambut bahasa Indonesia. Pada tahun 1928, ketika berlangsung Kongres Pemuda Indonesia kedua di Jakarta, kaum nasionalis Indonesia yang ‘sekuler’ dari berbagai wilayah berhasil merumuskan Sumpah Pemuda yang sangat terkenal itu, yang menyatakan bahwa mereka adalah bahasa Indonesia dan bertanah air satu tanah air Indonesia. Setelah mengucapkan Sumpah Pemuda tersebut ditetapkanlah lagu kebangsaan dan berbeda kebangsaan. Sejumlah organisasi Islam menolak menandatangani sumpah tersebut karena kebangsaan yang dianjurkan kaum nasionalis adalah kebangsaan yang ‘sekuler’. Namun, setelah perang secara diam-diam mereka menyetujui simbol-simbol kebangsaan ini, kecuali kaum muslimin radikal yang berupaya mendirikan sebuah negara Islam.
5. Kasta dan Kelas
            Kasta adalah pembagian sosial atas dasar agama. Dalam agama Hindu, para penganutnya dikelompokkan kedalam beberapa kasta. Kasta yang tertinggi adalah kasta Brahmana (kelompok rohaniawan) dan kasta yang terendah kasta Sudra (orang biasa atau masyarakat biasa). Kasta yang rendah biasanya tidak bisa kawin dengan kasta yang lebih tinggi dan begitu juga sebaliknya.
            Kelas menurut Weber ialah suatu kelompok orang-orang dalam situasi kelas yang sama, yaitu kesempatan untuk memperoleh barang-barang dan untuk dapat menentukan sendiri keadaan kehidupan ekstern dan nasib pribadi, sejauh kesempatan ini tergantung dari dipunyai atau tidak dipunyai milik yang dapat dimanfaatkan dipasaran barang-barang atau pasaran kerja.
            Disamping kelas ini yang dibicarakan Weber di atas, juga terdapat kelas-kelas berdasarkan pendapatan. Mereka yang termasuk dalam kelompok ini adalah kaum pengusaha, kaum emegang profesi-profesi bebas dan kaum pekerja. Sedangkan kelas-kelas sosial ialah mencakup semua situasi kelas dimana baik mobilitas antar generasi memungkinkan di antara kelas-kelas tersebut, dan hal semacam ini merupakan hal yang biasa.             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Motivasi dan Kepemimpinan

Motivasi Dan Kepemimpinan Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Sumber Daya Manusia  Dosen Pengampu : Dr. H. Abdul Choliq, MT.,...